Tahukah anda tentang
tentang sehat ?? inginkah kalian hidup sehat selalu ??? tentu saja kalian tahu
dan selalu menginginkan kesehatan tentunya. Di artikel kali ini saya ini saya
akan membahas tentang konsep sehat berdasarkan dimensi , sejarah dan pendekatan
menurut para ahli. Yang pertama saya akan membaha tentang konsep sehat
berdasarkan 5 dimensi yang diuraikan dibawah ini :
Konsep sehat berdasarkan :
1. Dimensi
Emosi
Konsep sehat yaitu keadaan sehat baik fisik,
emosional (emosi yang masih bisa dikontrol atau dikendalikan), pikiran atau
intelektual (berfikir positif), sosial (fleksibel ketika berinteraksi
sosial dengan lingkungan sekitar) dan spiritual (dengan melakukan ibadah
dan aturan-aturan agama yang dianutnya). Dahulu batasan dimensi kesehatan
hanya meliputi tiga dimensi yaitu fisik, mental dan sosial. Namun dalam
Undang-undang No.36 Tahun 2009, kesehatan mencakup 4 aspek yaitu : fisik,
mental, sosial dan ekonomi. Dalam hal ini bahwa kesehatan seseorang tidak hanya
dilihat dari fisik, mental dan sosial semata tetapi dilihat dan diukur pula
dari aspek produktifitasnya dalam hal perekonomian dalam arti mempunyai
pekerjaan yang dapat menghasilkan sesuatu secara ekonomi. Dengan begitu berarti
dia dapat menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya bila dia telah mempunyai
keluarga. Namun, bagi yang belum memasuki dunia kerja seperti anak-anak dan
remaja produktifitasnya bisa dilihat dari sosial-ekonomi yaitu dengan
menunjukkan prestasi yang baik, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik.
Sedangkan bagi yang usia lanjut atau para pensiunan produktifitasnya bisa
dilihat dari kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfaat baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya.
2. Dimensi Intelektual
Memecahkan
suatu permasalahan yang ada dengan pikiran yang tenang, yang dapat
memecahkan masalah tersebut dengan efektif.
memecahkan masalah tersebut dengan efektif.
3. Dimensi Fisik
dan Mental
Terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya
keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.“jiwa” mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
4.
Dimensi Sosial
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok
lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi,
politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargaihttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-sehat.html
5. Dimensi Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang
menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,
hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti
dalam hidup.
Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi
dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara
pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. Fryback (1992)
menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih
besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai.
Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani
kehidupan secara utuh. Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara
seseorang berlatih secara spiritual.
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Sejarah kesehatan mental tidaklah
sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan
merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda
dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang
mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi. Sekalipun
oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini lebih karena mereka sehari-hari hidup
bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal
yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Khusus untuk masyarakat I ndonesia,
masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius.
Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang
terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan
hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan
yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat
terhadap anggotanya yang mestinya mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan
mental. Faktor budaya pun seringkali membuat masyarakat memiliki pandangan yang
beragam mengenai penderita gangguan mental. Oleh sebab itu, berikut dipaparkan
sejarah mengenai perkembangan kesehatan mental, terutama di Amerika dan Eropa,
dan semoga paparan ini menjadi referensi berbagai pandangan mengenai kesehatan
mental yang saat ini ada di Indonesia.